Eskalasi politik yang kian mendidih tak pelak mampu mendegradasi pribadi Seorang muslim .
Sungguh ironi , di balik performance yang syar'i muncul sikap dan perkataan yang kontradiksi .
Ujaran kebencian begitu mudah terlontar dengan bahasa yang menabrak batas-batas kesopanan .
Informasi-informasi yang beredar begitu mudah di sebar tanpa konfirmasi .
Begini kah akhlak Seorang muslim ?...
Memanggil saudara dengan panggilan ' Cebong ' atau ' Kampret '
Pun , menjatuhkan kehormatan dengan memplesetkan nama kandidat .
وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ
" Dan janganlah memanggil dengan panggilan yang buruk . Seburuk-buruk panggilan adalah ( panggilan ) yang buruk sesudah iman ." QS Al Hujurat 11 .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
" Wahai orang- orang yang beriman , jika datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita , maka bertabayyunlah ( telitilah dulu ) agar jangan sampai kalian menimpakan suatu musibah pada suatu kaum atas dasar kebodohan , kemudian akhirnya kalian menyesal atas perbuatan kalian ." QS Al Hujurât 6 .
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
" Sesungguhnya harta , darah dan kehormatan kalian adalah haram di antara kalian , sebagaimana haram ( kemuliaan ) hari ini , bulan ini dan di negeri ini ." HR Muslim .
Betapa kebencian telah menghalangi sikap teliti . Apapun berita yang menyudutkan pihak lawan dan menurunkan elektabilitas kandidat rival buru-buru di viral kan .
Padahal dampak dari nya adalah kegaduhan yang mengotori hati hamba-hamba yang justru di perintah membersihkan nya .
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الأمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلا قَلِيلا
" Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan , mereka lalu menyiarkannya . Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka , tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya ( akan dapat ) mengetahuinya dari mereka ( Rasul dan ulil Amri ) . Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Alloh kepada kamu tentulah kamu mengikut syaitan , kecuali sebahagian kecil saja ( di antaramu ) ." QS An-Nisaa 83 .
Mulianya suatu tujuan bukanlah legitimasi untuk menghalalkan segala cara .
Pemimpin yang sesuai dengan syariat ( baca : membela agama Alloh Ta'ala ) adalah rezeki yang telah di tentukan Alloh Subhanahu wa Ta'ala atas hamba-hambaNya .
Maka ikhtiar untuk mendapatkan Pemimpin tersebut harus lah sejalan dengan rambu-rambu yang Alloh Ta'ala gariskan .
وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
" Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Alloh . Karena rezeki di sisi Alloh tidak akan di peroleh kecuali dengan taat kepada-Nya .” HR. Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani .
Tentu saja sebagai Seorang muslim kita harus mempunyai ghirah serta kecemburuan terhadap agama Alloh Ta'ala .
Sebagaimana terekspresikan dalam sebuah doa yang kemudian menjadi viral dan menimbulkan pro - kontra .
Saya sendiri merasa menjadi bagian dari doa tersebut dan kekhawatiran yang ada dalam diri Saya adalah nyata berdasarkan pengetahuan di masa lalu serta mencermati pemantik geliat umat Islam dalam kurun lima tahun terakhir .
Geliat yang belum pernah terjadi sejak rezim Orde Baru .
Walaupun kekhawatiran tersebut tidak dalam konteks lima tahun ke depan di mana bargaining position umat Islam menguat pasca pengumuman nama kandidat .
Kekhawatiran tersebut lebih tepat di peruntukan anak cucu di masa yang akan datang karena sebuah hegemoni melalui kekuasaan yang akan menelurkan berbagai kebijakan sedang coba di bangun saat ini .
Akan tetapi respons kita haruslah dalam rambu yang telah di gariskan Alloh Ta'ala .
Kaidah menghindari mudharat yang lebih besar di dahulukan dari mengambil manfaat harusnya di aplikasikan .
Coba bayangkan keadaan negeri ini nanti bila api kebencian terus di kobarkan melalui kebohongan-kebohongan dan ujaran-ujaran . Padahal suasana kondusif sangat di butuhkan dalam memperjuangkan agama Alloh Ta'ala .
Rasa saling percaya antara elemen umat Islam harus di tumbuhkan meski berada di kubu yang berbeda .
Hegemoni harus di bangun meski berbeda jalan dan pandangan . Karena tujuan kita adalah sama yakni membela agama Alloh Ta'ala .
Duhai apabila ini mampu di realisasikan maka pertolongan Alloh Ta'ala akan datang siapapun yang terpilih nanti . Dan agama Islam pun tetap akan berjaya di bumi pertiwi sebagaimana masa-masa sebelumnya .
Pun , pribadi Seorang muslim tidak akan terdegradasi hingga jatuh pada akhlak yang tercela .
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“ Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur .” (HR. Ahmad dan Bukhari .
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“ Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya .” HR. Tirmidzi .
Dan Negeri ini dapat melanjutkan pembangunan nya , bukan hanya pembangunan fisik tetapi juga membangun peradaban yang santun serta luhur sebagai warisan nenek moyang yang juga merupakan ajaran Dienul Islam .
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah pada hati kita semua agar tidak turut memperkeruh keadaan dengan meng-share informasi yang belum tentu kebenarannya serta menebar ujaran-ujaran kebencian .
Namun justru berkontribusi turut menciptakan suasana yang kondusif meski sekedar lewat tulisan .
Sesungguhnya hanya Dia Azza wa Jalla semata tempat memohon hidayah dan pertolongan .
Catatan Kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada senin 11 Maret 2019
Senin, 11 Maret 2019
Selasa, 26 Februari 2019
Tentang ucapan In Syaa Alloh *
Ucapan إن شاء الله ( In Syaa Alloh ) itu bermakna ' Jika Alloh menghendaki ' dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini bahkan setetes embun yang jatuh ke tanah melainkan atas kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala .
Gerak dan diam adalah ciptaan Alloh Ta'ala dan atas kehendak Nya semata .
Kehendak manusia berada di bawah kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan tidak akan terlaksana kehendak itu jika Alloh Ta'ala tak menghendakinya .
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
" Dan kamu tidak dapat menghendaki ( menempuh jalan itu ) kecuali apabila di kehendaki Alloh , Rabb seluruh alam ." QS At Takwir 29 .
Oleh karena itu seorang muslim di perintah mengucapkan In Syaa Alloh terutama saat menyampaikan janji .
Dan In Syaa Alloh itu kadar kepastian nya 99 % Kenapa enggak 100 % ?...
Ya itu tadi karena pelaksanaan nya tergantung kehendak Alloh Ta'ala .
Jika Alloh Ta'ala tak berkehendak maka janji itu tak akan terealisasi .
Kata In Syaa Alloh adalah jaminan dari Orang yang mengucapkan janji bahwa ia benar-benar akan melaksanakan janji nya .
Contoh : ' In Syaa Alloh Saya akan ke rumah mu besok .'
Ini adalah jaminan bahwa besok dia akan melaksanakan janji nya itu kecuali ada udzur yang di luar batas kemampuan dirinya .
Jika tidak ada udzur namun dia tidak melaksanakan janji itu maka ia telah berdusta .
Lantas bagaimana dengan Orang yang skeptis dengan ucapan In Syaa Alloh ?...
" Jangan bilang In Syaa Alloh dong... yang pasti gitu ."
" Seharusnya Bapak tidak bilang In Syaa Alloh tapi demi Alloh ." 😊
Orang seperti ini perlu di nasehati dan di beri penjelasan tentang makna ucapan In Syaa Alloh .
Tapi ingat untuk tidak terburu-buru mengjudged dengan label tertentu ,
" Dasar abangan enggak ngerti agama ! ."
Seharusnya kita introspeksi diri karena munculnya persepsi yang salah di masyarakat tentang ucapan In Syaa Alloh adalah karena perbuatan kita sendiri .
Banyak muslim yang mengucapkan In Syaa Alloh bukan untuk memenuhi janji tapi justru untuk mengingkari nya .
Dan faktanya banyak terjadi seperti itu .
Akhirnya terbentuk kondisi psikologis di masyarakat dalam merespons ucapan In Syaa Alloh ,
" Wah , ngomong In Syaa Alloh....alamat deh ." 😀
Jangankan non muslim atau muslim yang belum melek agama . Muslim yang rajin ibadah pun bisa terbawa kondisi psikologis semacam itu saking mewabahnya sindrom ini .
Kesimpulan nya , saat menyaksikan sikap yang salah apalagi dari fihak yang berseberangan atau berbeda pandangan politik nya . Hendaknya memberi nasehat yang baik dan tidak terburu-buru menghakimi atau menyematkan label-label yang buruk .
Saat memberi nasehat hendaknya pula kita introspeksi diri agar tidak over dosis serta kontra produktif .
Sehingga kita pun mampu memberi kontribusi dalam pembentukan masyarakat yang bermartabat dan berbudi .
Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Selasa 26 februari 2019
Kamis, 21 Februari 2019
Mentauhidkan Alloh Ta'ala dalam urusan rezeki
MENTAUHIDKAN ALLOH TA'ALA DALAM URUSAN REZEKI *
Saat kita mampu untuk tidak melihat ' sebab ' dan hanya menyaksikan Alloh Ta'ala lah satu-satunya sumber rezeki maka kita akan tenang dalam menjalankan ' sebab ' .
Kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Bahkan kita mampu mendatangkan nilai plus dalam aktivitas kerja serta bisnis kita .
Skala prioritas tidak lagi pada rupiah karena kita yakin rupiah yang akan kita dapatkan telah di tentukan jumlah , waktu serta cara nya oleh Alloh Ta'ala .
Seperti yang pernah Saya tulis beberapa waktu silam , kadar rezeki kita telah di tentukan Alloh Ta'ala berikut sebabnya .
Jika akumulasi rezeki kita dari biaya asupan gizi saat kita masih di rahim ibu dahulu hingga biaya kain kafan saat kita meninggal kelak berjumlah 2 triliun maka angka ini tidak akan berubah sedikit pun .
إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ
" Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ." QS Al Qomar 49 .
فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا
" Sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati hingga benar-benar telah sempurna rezekinya ." HR Ibnu Majah .
Ketika kita memahami hal ini maka hati kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Ikhtiar yang kita lakukan pun akan senantiasa berada di jalur yang benar .
Betapa banyak Orang yang bekerja banting tulang , kepala di jadikan kaki dan kaki di jadikan kepala bahkan menempuh cara-cara yang di haramkan namun tidak mendapatkan hasil sesuai harapan .
Ketika kita memahami hal ini maka kita akan mampu menghadirkan nilai tambah dalam pekerjaan dan bisnis kita .
Kita tidak lagi money oriented an sich tetapi juga punya motivasi membantu sesama .
Jika kita berprofesi sebagai dokter , kita tidak pusing memikirkan berapa rupiah bakal masuk ke kantong kita . Tapi kesembuhan pasien lah prioritas utama .
Bahkan ada dokter sampai menggratiskan ongkos pasien nya .
Jika kita pekerja bangunan , kita tidak terlalu memikirkan berapa besar upah yang akan kita terima . Kepuasan pemilik rumah lah prioritas kita .
Bagaimana agar pemilik rumah bisa puas atas hasil kerja kita , kadang sampai kita membayangkan berada di posisi pemilik rumah yang mengeluarkan biaya besar agar terpenuhi keinginan kita .
Jika kita seorang pedagang maka tujuan utama kita membantu agar customer mendapatkan apa yang ia butuhkan .
Kita bisa melakukan kebaikan ini karena kita yakin rezeki kita semata di tangan Alloh Ta'ala dan kita mampu untuk tidak melihat ' sebab .'
Pekerjaan dan bisnis pun menjadi ladang ibadah . Bahkan pahalanya melebihi ibadah sholat serta puasa sunnat .
Bukankah ibadah yang dapat memberi manfaat bagi Orang lain lebih baik dari ibadah yang manfaatnya hanya untuk diri sendiri ?...
Dan bukankah berat timbangan akhlak mulia di akhirat nanti ?...
Maha benar Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ .
“ Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar . Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka .” QS. Ath Tholaq 2-3 .
Sebagai ilustrasi Saya beri contoh seorang petani yang telah memperhitungkan secara cermat pengelolaan ladangnya . Ia pun menggarap ladang tersebut begitu maksimal .
Namun di hari menuai tiba-tiba datang banjir besar yang menghancurkan seluruh ladangnya . Ia sama sekali tidak mengeluh dan dengan tenang berucap ,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Tepat di saat musibah itu datang .
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ .
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ .
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah-buahan . Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar . ( Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan , '.Innalillahi wa inna ilaihi roji’un .' Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk .” QS Al Baqarah 155-157 .
Maka beberapa hari berselang datanglah seorang tamu yang telah lama tak bertemu . Tamu ini yang dulu membawa lari uang bisnis si petani dan sebenarnya petani itu telah menganggap hilang uang bisnis tersebut seiring menghilangnya rekan bisnis nya itu .
Namun Alloh Ta'ala berkehendak mengembalikan uang yang nilainya lebih besar dari keuntungan pengelolaan ladang sebagai buah taqwa serta keridhoan si petani atas berbagai musibah yang menimpanya .
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah pada hati kita untuk mentauhidkan-Nya dalam urusan rezeki dan tidak bergantung pada ' sebab .'
Serta menjadikan lelah kita dalam bekerja dan berbisnis bernilai ibadah .
Aamiin Allohumma Aamiin
Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Kamis , 21 Februari 2019
Saat kita mampu untuk tidak melihat ' sebab ' dan hanya menyaksikan Alloh Ta'ala lah satu-satunya sumber rezeki maka kita akan tenang dalam menjalankan ' sebab ' .
Kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Bahkan kita mampu mendatangkan nilai plus dalam aktivitas kerja serta bisnis kita .
Skala prioritas tidak lagi pada rupiah karena kita yakin rupiah yang akan kita dapatkan telah di tentukan jumlah , waktu serta cara nya oleh Alloh Ta'ala .
Seperti yang pernah Saya tulis beberapa waktu silam , kadar rezeki kita telah di tentukan Alloh Ta'ala berikut sebabnya .
Jika akumulasi rezeki kita dari biaya asupan gizi saat kita masih di rahim ibu dahulu hingga biaya kain kafan saat kita meninggal kelak berjumlah 2 triliun maka angka ini tidak akan berubah sedikit pun .
إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ
" Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ." QS Al Qomar 49 .
فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا
" Sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati hingga benar-benar telah sempurna rezekinya ." HR Ibnu Majah .
Ketika kita memahami hal ini maka hati kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Ikhtiar yang kita lakukan pun akan senantiasa berada di jalur yang benar .
Betapa banyak Orang yang bekerja banting tulang , kepala di jadikan kaki dan kaki di jadikan kepala bahkan menempuh cara-cara yang di haramkan namun tidak mendapatkan hasil sesuai harapan .
Ketika kita memahami hal ini maka kita akan mampu menghadirkan nilai tambah dalam pekerjaan dan bisnis kita .
Kita tidak lagi money oriented an sich tetapi juga punya motivasi membantu sesama .
Jika kita berprofesi sebagai dokter , kita tidak pusing memikirkan berapa rupiah bakal masuk ke kantong kita . Tapi kesembuhan pasien lah prioritas utama .
Bahkan ada dokter sampai menggratiskan ongkos pasien nya .
Jika kita pekerja bangunan , kita tidak terlalu memikirkan berapa besar upah yang akan kita terima . Kepuasan pemilik rumah lah prioritas kita .
Bagaimana agar pemilik rumah bisa puas atas hasil kerja kita , kadang sampai kita membayangkan berada di posisi pemilik rumah yang mengeluarkan biaya besar agar terpenuhi keinginan kita .
Jika kita seorang pedagang maka tujuan utama kita membantu agar customer mendapatkan apa yang ia butuhkan .
Kita bisa melakukan kebaikan ini karena kita yakin rezeki kita semata di tangan Alloh Ta'ala dan kita mampu untuk tidak melihat ' sebab .'
Pekerjaan dan bisnis pun menjadi ladang ibadah . Bahkan pahalanya melebihi ibadah sholat serta puasa sunnat .
Bukankah ibadah yang dapat memberi manfaat bagi Orang lain lebih baik dari ibadah yang manfaatnya hanya untuk diri sendiri ?...
Dan bukankah berat timbangan akhlak mulia di akhirat nanti ?...
Maha benar Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ .
“ Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar . Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka .” QS. Ath Tholaq 2-3 .
Sebagai ilustrasi Saya beri contoh seorang petani yang telah memperhitungkan secara cermat pengelolaan ladangnya . Ia pun menggarap ladang tersebut begitu maksimal .
Namun di hari menuai tiba-tiba datang banjir besar yang menghancurkan seluruh ladangnya . Ia sama sekali tidak mengeluh dan dengan tenang berucap ,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Tepat di saat musibah itu datang .
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ .
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ .
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah-buahan . Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar . ( Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan , '.Innalillahi wa inna ilaihi roji’un .' Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk .” QS Al Baqarah 155-157 .
Maka beberapa hari berselang datanglah seorang tamu yang telah lama tak bertemu . Tamu ini yang dulu membawa lari uang bisnis si petani dan sebenarnya petani itu telah menganggap hilang uang bisnis tersebut seiring menghilangnya rekan bisnis nya itu .
Namun Alloh Ta'ala berkehendak mengembalikan uang yang nilainya lebih besar dari keuntungan pengelolaan ladang sebagai buah taqwa serta keridhoan si petani atas berbagai musibah yang menimpanya .
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah pada hati kita untuk mentauhidkan-Nya dalam urusan rezeki dan tidak bergantung pada ' sebab .'
Serta menjadikan lelah kita dalam bekerja dan berbisnis bernilai ibadah .
Aamiin Allohumma Aamiin
Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Kamis , 21 Februari 2019
Langganan:
Komentar (Atom)
MUSLIM SUKA SEBARKAN SALAM
Amalan ringan yang banyak di tinggalkan Kaum Muslimin adalah menyebarkan salam . Entah apa yang membuat enggan melakukan saat bertemu Saudar...
-
1. Masa Kecil Saya terlahir bukan dari keluarga yang Agamis . Bapak adalah seorang Nasionalis - Soekarnois - Marhaenis . Beliau aktivis PNI...
-
Tulisan ini terinspirasi pernyataan Gus Kautsar yang video nya Penulis share di Reels Facebook tentang banyaknya Warga NU pindah...


