Selasa, 26 Februari 2019

Tentang ucapan In Syaa Alloh *


  Ucapan إن شاء الله ( In Syaa Alloh ) itu bermakna ' Jika Alloh menghendaki ' dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini bahkan setetes embun yang jatuh ke tanah melainkan atas kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala .

Gerak dan diam adalah ciptaan Alloh Ta'ala dan atas kehendak Nya semata .
Kehendak manusia berada di bawah kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan tidak akan terlaksana kehendak itu jika Alloh Ta'ala tak menghendakinya .

وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ

" Dan kamu tidak dapat menghendaki ( menempuh jalan itu ) kecuali apabila di kehendaki Alloh , Rabb seluruh alam ." QS At Takwir 29 .

Oleh karena itu seorang muslim di perintah mengucapkan In Syaa Alloh terutama saat menyampaikan janji .

Dan In Syaa Alloh itu kadar kepastian nya 99 % Kenapa enggak 100 % ?...
Ya itu tadi karena pelaksanaan nya tergantung kehendak Alloh Ta'ala .
Jika Alloh Ta'ala tak berkehendak maka janji itu tak akan terealisasi .

Kata In Syaa Alloh adalah jaminan dari Orang yang mengucapkan janji bahwa ia benar-benar akan melaksanakan janji nya .
Contoh : ' In Syaa Alloh Saya akan ke rumah mu besok .'
Ini adalah jaminan bahwa besok dia akan melaksanakan janji nya itu kecuali ada udzur yang di luar batas kemampuan dirinya .
Jika tidak ada udzur namun dia tidak melaksanakan janji itu maka ia telah berdusta .

Lantas bagaimana dengan Orang yang skeptis dengan ucapan In Syaa Alloh ?...

" Jangan bilang In Syaa Alloh dong... yang pasti gitu ."
" Seharusnya Bapak tidak bilang In Syaa Alloh tapi demi Alloh  ." 😊

Orang seperti ini perlu di nasehati dan di beri penjelasan tentang makna ucapan In Syaa Alloh .
Tapi ingat untuk tidak terburu-buru mengjudged dengan label tertentu ,
" Dasar abangan enggak ngerti agama ! ."

Seharusnya kita introspeksi diri karena munculnya persepsi yang salah di masyarakat tentang ucapan In Syaa Alloh adalah karena perbuatan kita sendiri .

Banyak muslim yang mengucapkan In Syaa Alloh bukan untuk memenuhi janji tapi justru untuk mengingkari nya .
Dan faktanya banyak terjadi seperti itu .

Akhirnya terbentuk kondisi psikologis di masyarakat dalam merespons ucapan In Syaa Alloh ,
" Wah , ngomong In Syaa Alloh....alamat deh ." 😀
Jangankan non muslim atau muslim yang belum melek agama . Muslim yang rajin ibadah pun bisa terbawa kondisi psikologis semacam itu saking mewabahnya sindrom ini .

Kesimpulan nya , saat menyaksikan sikap yang salah apalagi dari fihak yang berseberangan atau berbeda pandangan politik nya . Hendaknya memberi nasehat yang baik dan tidak terburu-buru menghakimi atau menyematkan label-label yang buruk .

Saat memberi nasehat hendaknya pula kita introspeksi diri agar tidak over dosis serta kontra produktif .
Sehingga kita pun mampu memberi kontribusi dalam pembentukan masyarakat yang bermartabat dan berbudi .

Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Selasa 26 februari 2019


Kamis, 21 Februari 2019

Mentauhidkan Alloh Ta'ala dalam urusan rezeki

MENTAUHIDKAN ALLOH TA'ALA DALAM URUSAN REZEKI *

Saat kita mampu untuk tidak melihat ' sebab ' dan hanya menyaksikan Alloh Ta'ala lah satu-satunya sumber rezeki maka kita akan tenang dalam menjalankan ' sebab ' .
Kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Bahkan kita mampu mendatangkan nilai plus dalam aktivitas kerja serta bisnis kita .

Skala prioritas tidak lagi pada rupiah karena kita yakin rupiah yang akan kita dapatkan telah di tentukan jumlah , waktu serta cara nya oleh Alloh Ta'ala .

Seperti yang pernah Saya tulis beberapa waktu silam , kadar rezeki kita telah di tentukan Alloh Ta'ala berikut sebabnya .
Jika akumulasi rezeki kita dari biaya asupan gizi saat kita masih di rahim ibu dahulu hingga biaya kain kafan saat kita meninggal kelak berjumlah 2 triliun maka angka ini tidak akan berubah sedikit pun .

إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ

" Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ." QS Al Qomar 49 .

فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا

" Sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati hingga benar-benar telah sempurna rezekinya ." HR Ibnu Majah .

Ketika kita memahami hal ini maka hati kita akan tenang dalam bekerja dan berbisnis .
Ikhtiar yang kita lakukan pun akan senantiasa berada di jalur yang benar .

Betapa banyak Orang yang bekerja banting tulang , kepala di jadikan kaki dan kaki di jadikan kepala bahkan menempuh cara-cara yang di haramkan namun tidak mendapatkan hasil sesuai harapan .

Ketika kita memahami hal ini maka kita akan mampu menghadirkan nilai tambah dalam pekerjaan dan bisnis kita .
Kita tidak lagi money oriented an sich tetapi juga punya motivasi membantu sesama .

Jika kita berprofesi sebagai dokter , kita tidak pusing memikirkan berapa rupiah bakal masuk ke kantong kita . Tapi kesembuhan pasien lah prioritas utama .
Bahkan ada dokter sampai menggratiskan ongkos pasien nya .

Jika kita pekerja bangunan , kita tidak terlalu memikirkan berapa besar upah yang akan kita terima . Kepuasan pemilik rumah lah prioritas kita .
Bagaimana agar pemilik rumah bisa puas atas hasil kerja kita , kadang sampai kita membayangkan berada di posisi pemilik rumah yang mengeluarkan biaya besar agar terpenuhi keinginan kita .

Jika kita seorang pedagang maka tujuan utama kita membantu agar customer mendapatkan apa yang ia butuhkan .

Kita bisa melakukan kebaikan ini karena kita yakin rezeki kita semata di tangan Alloh Ta'ala dan kita mampu untuk tidak melihat ' sebab .'

Pekerjaan dan bisnis pun menjadi ladang ibadah . Bahkan pahalanya melebihi  ibadah sholat serta puasa sunnat .
Bukankah ibadah yang dapat memberi manfaat bagi Orang lain lebih baik dari ibadah yang manfaatnya hanya untuk diri sendiri ?...
Dan bukankah berat timbangan akhlak mulia di akhirat nanti ?...

Maha benar Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا .  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ .

“ Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar . Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka .” QS. Ath Tholaq 2-3 .

Sebagai ilustrasi Saya beri contoh seorang petani yang telah memperhitungkan secara cermat pengelolaan ladangnya . Ia pun menggarap ladang tersebut begitu maksimal .

Namun di hari menuai tiba-tiba datang banjir besar yang menghancurkan seluruh ladangnya . Ia sama sekali tidak mengeluh dan dengan tenang berucap ,

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Tepat di saat musibah itu datang .

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ .
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ .

“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah-buahan . Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar . ( Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan , '.Innalillahi wa inna ilaihi roji’un .' Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk .” QS Al Baqarah 155-157 .

Maka beberapa hari berselang datanglah seorang tamu yang telah lama tak bertemu . Tamu ini yang dulu membawa lari uang bisnis si petani dan sebenarnya petani itu telah menganggap hilang uang bisnis tersebut seiring menghilangnya rekan bisnis nya itu .

Namun Alloh Ta'ala berkehendak mengembalikan uang yang nilainya lebih besar dari keuntungan pengelolaan ladang sebagai buah taqwa serta keridhoan si petani atas berbagai musibah yang menimpanya .

Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah pada hati kita untuk mentauhidkan-Nya dalam urusan rezeki dan tidak bergantung pada ' sebab .'
Serta menjadikan lelah kita dalam bekerja dan berbisnis bernilai ibadah  .

Aamiin Allohumma Aamiin

Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Kamis , 21 Februari 2019



MUSLIM SUKA SEBARKAN SALAM

Amalan ringan yang banyak di tinggalkan Kaum Muslimin adalah menyebarkan salam . Entah apa yang membuat enggan melakukan saat bertemu Saudar...