Ucapan إن شاء الله ( In Syaa Alloh ) itu bermakna ' Jika Alloh menghendaki ' dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini bahkan setetes embun yang jatuh ke tanah melainkan atas kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala .
Gerak dan diam adalah ciptaan Alloh Ta'ala dan atas kehendak Nya semata .
Kehendak manusia berada di bawah kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan tidak akan terlaksana kehendak itu jika Alloh Ta'ala tak menghendakinya .
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
" Dan kamu tidak dapat menghendaki ( menempuh jalan itu ) kecuali apabila di kehendaki Alloh , Rabb seluruh alam ." QS At Takwir 29 .
Oleh karena itu seorang muslim di perintah mengucapkan In Syaa Alloh terutama saat menyampaikan janji .
Dan In Syaa Alloh itu kadar kepastian nya 99 % Kenapa enggak 100 % ?...
Ya itu tadi karena pelaksanaan nya tergantung kehendak Alloh Ta'ala .
Jika Alloh Ta'ala tak berkehendak maka janji itu tak akan terealisasi .
Kata In Syaa Alloh adalah jaminan dari Orang yang mengucapkan janji bahwa ia benar-benar akan melaksanakan janji nya .
Contoh : ' In Syaa Alloh Saya akan ke rumah mu besok .'
Ini adalah jaminan bahwa besok dia akan melaksanakan janji nya itu kecuali ada udzur yang di luar batas kemampuan dirinya .
Jika tidak ada udzur namun dia tidak melaksanakan janji itu maka ia telah berdusta .
Lantas bagaimana dengan Orang yang skeptis dengan ucapan In Syaa Alloh ?...
" Jangan bilang In Syaa Alloh dong... yang pasti gitu ."
" Seharusnya Bapak tidak bilang In Syaa Alloh tapi demi Alloh ." 😊
Orang seperti ini perlu di nasehati dan di beri penjelasan tentang makna ucapan In Syaa Alloh .
Tapi ingat untuk tidak terburu-buru mengjudged dengan label tertentu ,
" Dasar abangan enggak ngerti agama ! ."
Seharusnya kita introspeksi diri karena munculnya persepsi yang salah di masyarakat tentang ucapan In Syaa Alloh adalah karena perbuatan kita sendiri .
Banyak muslim yang mengucapkan In Syaa Alloh bukan untuk memenuhi janji tapi justru untuk mengingkari nya .
Dan faktanya banyak terjadi seperti itu .
Akhirnya terbentuk kondisi psikologis di masyarakat dalam merespons ucapan In Syaa Alloh ,
" Wah , ngomong In Syaa Alloh....alamat deh ." 😀
Jangankan non muslim atau muslim yang belum melek agama . Muslim yang rajin ibadah pun bisa terbawa kondisi psikologis semacam itu saking mewabahnya sindrom ini .
Kesimpulan nya , saat menyaksikan sikap yang salah apalagi dari fihak yang berseberangan atau berbeda pandangan politik nya . Hendaknya memberi nasehat yang baik dan tidak terburu-buru menghakimi atau menyematkan label-label yang buruk .
Saat memberi nasehat hendaknya pula kita introspeksi diri agar tidak over dosis serta kontra produktif .
Sehingga kita pun mampu memberi kontribusi dalam pembentukan masyarakat yang bermartabat dan berbudi .
Catatan kaki :
* Tulisan ini adalah status Saya di Facebook pada Selasa 26 februari 2019

