Tak Seorangpun tau kapan Malaikat Maut menjemputnya , di mana dan dengan cara bagaimana .
Namun Rasulullah ﷺ bersabda :
اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
" Di antara dekatnya Hari Kiamat , hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ ini tanggal dua’ , Masjid-masjid akan di jadikan jalan-jalan dan munculnya ( banyaknya ) kematian mendadak ." HR Thabrani .
Faktanya ,
Sering kita dengar kabar Seseorang meninggal tanpa sakit sebelumnya , kecelakaan atau bahkan pembunuhan .
Tapi mengapa kita masih merasa aman , seolah - olah tidak akan mengalaminya .
Padahal kematian adalah sebuah kepastian .
Allah ﷻ berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
" Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati . Kemudian hanya kepada Kami kamu di kembalikan ." QS Al Ankabut 57 .
Dan tidak ada jaminan kita bisa hidup lebih lama . Bayangkan jika tiba-tiba Malaikat Maut sudah berada di hadapan kita .
Penulis pernah mendengar cerita dari Seorang Nenek tentang kejadian saat Suaminya di datangi Malaikat Maut .
Betapa Suaminya berteriak menolak di cabut nyawanya sambil mengayunkan kedua tangan .
Allah ﷻ berfirman :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚفَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـٔۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
" Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu . Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat ( pula ) memajukannya ." QS Al A'raf 34 .
Seorang Mukmin harusnya senantiasa waspada . Bukan hanya soal saat di cabutnya nyawa , namun bagaimana nasib sesudah kematian .
Ada kehidupan setelah kematian yang lebih nyata dari kehidupan saat ini . Ada kebahagiaan dan juga penderitaan yang sangat di tentukan amal perbuatan di dunia ini .
Hindari kalimat angan - angan " Ah ... Terserah gimana aja nanti ( Akhirat ) " lantas terus tenggelam dalam kelalaian .
Kelalaian dan segala perbuatan buruk di dunia ini akan mendapat balasan kelak di Akhirat .
Kepedihan siksa yang di awali azab kubur paling ringan , tidak sebanding dengan penderitaan paling berat di dunia ini .
Sementara tak ada lagi Orang yang bisa di mintai pertolongan seperti saat kesusahan di dunia .
Satu-satunya yang menemani ke Alam Kubur adalah amal ibadah . Sholat , dzikir , sedekah , silaturahim , kesabaran , tawakal , doa dan selainnya akan menjelma menjadi sosok yang sangat indah . Bahkan Al Qur'an bisa memberi Syafa'at untuk melepaskan kita dari kesulitan .
Karenanya Seorang Muslim yang menjadikan Kehidupan Akhirat tujuan , bersegera meninggalkan kesenangan dunia dan mengisi waktunya dengan banyak beribadah serta menebar kebaikan .
Apakah semua kesenangan dunia harus di tinggalkan ?
Padahal Allah ﷻ berfirman :
وَابْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
" Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu ( kebahagiaan ) Negeri Akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari ( kenikmatan ) duniawi ." QS Al Qasas 77 .
Kesenangan dunia yang harus di tinggalkan adalah yang tidak bernilai ibadah , menyia-nyiakan waktu bahkan mengandung kemaksiatan .
Adapun Rihlah ( Tamasya ) sekedar memenuhi kebutuhan psikis diri dan keluarga justru bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan merenungkan keindahan Ciptaan Nya .
Bahkan pahalanya lebih besar dari Sholat Sunnah yang di kerjakan tidak khusyuk .
Begitu pula pekerjaan dan bisnis . Tidak seharusnya di tinggalkan kecuali jika melalaikan ibadah seperti terhalang sholat berjamaah ke Masjid .
Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pernah menikmati kebun kurmanya yang sedang berbuah ranum hingga terlambat mengerjakan sholat . Maka kebun kurma tersebut langsung beliau hibahkan .
Seorang Muslim yang menjadikan Kehidupan Akhirat tujuan justru mempunyai etos kerja tinggi atau cakap dalam berbisnis .
Bukan untuk kesenangan dunia apalagi hidup bermewah-mewah seperti yang telah Allah ﷻ peringatkan dalam Firman Nya :
اَلْهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
" Bermegah-megahan telah melalaikan kamu , sampai kamu masuk ke dalam kubur . Janganlah begitu , kelak kamu akan mengetahui ( akibat perbuatanmu itu ) ." QS At Takasur 1 - 3 .
Akan tetapi untuk di belanjakan di Jalan Allah ﷻ sehingga meraih kesuksesan kelak di Akhirat .
Bukankah beberapa Sahabat Nabi ﷺ seperti Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu Anhuma adalah entrepreneur yang kaya raya ?
Unta yang Ustman bin Affan Radhiyallahu Anhu infaqkan jumlahnya sejauh mata memandang . Beliau juga membeli sumur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat .
Namun kedua Sahabat Nabi ﷺ ini tetap hidup sederhana .
Bahkan Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu Anhu ketika hijrah ke Madinah meninggalkan seluruh harta kekayaan nya di Mekkah . Beliau hanya membawa pakaian yang melekat di badan .
Saat di tawari Sahabat Anshar :
" Aku punya empat istri , pilihlah yang engkau mau akan ku ceraikan . Dan aku punya banyak harta , ambilah sesuka mu ."
Maka Abdurrahman bin Auf menjawab :
" Tidak . Tunjukkan saja padaku di mana letak Pasar ."
Dengan sense of business nya , tidak lama Abdurrahman bin Auf pun kembali mempunyai harta lalu mengadakan Walimah Nikah .
Begitu pula di Zaman sekarang . Banyak Kyai dan Ustadz mempunyai aset bisnis di mana-mana namun tetap hidup sederhana . Mereka makan sekedar agar kuat beribadah serta berpakaian cukup menutupi aurat .
Profit bisnis mereka gunakan untuk menghidupi santri-santri di Pondok Pesantren yang mereka dirikan , membantu membangun ekonomi umat serta perjuangan di Jalan Allah ﷻ lainnya .
Dalam sebuah hadits panjang di kisahkan rivalitas antara Orang Kaya dan Orang Miskin :
" Ya Rasulullah , Orang - orang kaya mendapatkan pahala dari infaq mereka sedangkan kami tidak bisa melakukan nya " Keluh Si Miskin .
Rasulullah ﷺ pun lantas mengajarkan beberapa dzikir agar bisa menandingi pahala Si Kaya .
Namun Si Kaya mengetahui hal tersebut lalu ikut mengamalkannya . Demikianlah hingga 3 x Si Miskin mendatangi Rasulullah ﷺ untuk di ajarkan dzikir baru namun selalu saja Si Kaya bisa mendapatkan informasi dan ikut mengamalkannya .
Maka Rasulullah ﷺ bersabda : " Itulah karunia Allah ﷻ yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki ." HR Bukhari - Muslim .
Allah ﷻ berfirman :
لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗوَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
" ( Mereka mengerjakan yang demikian itu ) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka ( dengan balasan ) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan dan supaya Allah menambah karunia Nya kepada mereka . Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki Nya tanpa batas ." QS An Nur 38 .
Semoga Allah ﷻ memudahkan kita meninggalkan segala urusan dunia yang tidak bermanfaat bagi Masa Depan di Akhirat serta memberi Hidayah menempuh Jalan Nya yang lurus hingga bertemu husnul khatimah .
Aamiin Allahumma Aamiin