Demikian di sampaikan Imam Qiyamul Lail Masjid Jami' NU Khoirul Huda Desa Kesamben Wetan Driyorejo Gresik .
Hal ini berdasarkan pendapat Imam Al Ghazali bahwa jika awal Bulan Ramadhan jatuh pada hari Selasa maka Lailatul Qadar akan muncul di Malam 29 Ramadhan .
Namun beragamnya pendapat Ulama tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar .
Hanya Allah ﷻ Yang Mengetahui secara pasti .
Suatu ketika Rasulullah ﷺ hendak mengabarkan datangnya Lailatul Qadar .
Tapi pengetahuan tentang hal itu di angkat Allah ﷻ karena ada dua lelaki sedang berbantah-bantahan .
Beliau ﷺ bersabda :
إِنِّيْ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ القَدْرِ، فتلاحَى فُلَانٌ وَفُلاَنٌ، فَرُفِعَتْ، فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوْهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
" Sesungguhnya aku keluar untuk memberitahukan kepadamu tentang waktu datangnya Lailatul Qadar . Tiba-tiba si Fulan dan si Fulan berbantah-bantahan . Lalu , di angkatlah pengetahuan tentang waktu Lailatul Qadar dan hal itu lebih baik untukmu . Maka dari itu , carilah dia ( Lailatul Qadar ) pada malam kesembilan , ketujuh , dan kelima ( pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan ) ." HR Bukhari .
Apapun perbedaan pendapat Ulama tentang waktu terjadinya Lailatul Qadar . Mereka tetap bersepakat bahwa Malam Kemuliaan tersebut ada pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan dan hanya Allah ﷻ Yang Mengetahui secara pasti .
فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ
“ Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dan carilah pada malam-malam ganjil .” HR Bukhari - Muslim .
Maka masih tersisa dua malam untuk mencarinya yakni pada malam 27 dan 29 Ramadhan .
Bagaimana caranya ?
Tentu dengan memperbanyak ibadah seperti Shalat , I'tikaf di Masjid , Tadarus Al Qur'an serta Dzikir .
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha berkata , “ Rasulullah ﷺ biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir bersungguh-sungguh dalam ibadah ( dengan meninggalkan istri-istrinya ) , menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah .” HR Bukhari - Muslim .
Minimal tidak tertinggal Shalat Isya' secara berjama'ah di Masjid .
Imam Asy Syafi'i berkata dalam Qaul Qadimnya :
مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“ Siapa yang menghadiri Shalat Isya’ dan Subuh pada Malam Lailatul Qadar maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut .”
Demikian pula pendapat Imam Malik dalam Al Muwatha' mengutip pernyataan Ibnul Musayyib :
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“ Siapa yang menghadiri Shalat berjama’ah pada Malam Lailatul Qadar maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan Malam Lailatul Qadar tersebut .”
Hikmah di rahasiakannya Malam Lailatul Qadar adalah agar kita senantiasa bersemangat dalam beribadah kepada Allah ﷻ .
Terlebih di Bulan Ramadhan dan terkhusus pada 10 Malam terakhirnya sesuai Sunnah Rasullullah ﷺ sebatas kemampuan kita .
Ibrahim bin Adham berkata saat di ajak pergi ke Madinah mencari Lailatul Qadar :
أقيموا ههنا وأجيدوا العمل ولكم بكل ليلة ليلة القدر.
" Lakukanlah di sini ( sekarang juga ) dan kerjakan amal dengan baik . Bagi kalian, setiap malam adalah Lailatul Qadar ."
Semoga Allah ﷻ memberi Hidayah kepada kita untuk senantiasa beribadah kepada Nya serta mempertemukan kita dengan Malam 1000 Bulan .
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar