Jadi tidak seperti perkataan : ' Matilah dengan
kebencian mu '
Bukankah Kita membenci kesyirikan serta kemaksiatan ? ...
Namun haruskah setiap hari pikiran kita terganggu hal-hal tersebut ? ...
Bahkan Kita
berlaku lemah lembut terhadap pelaku kesyirikan dan ahli maksiat dalam rangka
melaksanakan perintah Alloh Ta'ala berdakwah secara hikmah . Karena mayoritas
mereka tidak mengerti atau mengalami syubhat dalam perkara Agama .
Namun kelembutan itu tidak berlaku untuk semua sempalan eks laskar jahat yang pernah
tersesat di Ambon dan melakukan demo di Istana Negara .
Tapi mereka tidak juga
bertaubat dari kesombongan , masih suka bertengkar ( lisan kotor ) serta mudah
menjatuhkan kehormatan Kaum Muslimin terutama Asatidz Salafy .
Kekerasan mereka
harus di respon dengan kekerasan pula demi menghasilkan efek jera serta merebut
kembali Selendang Alloh Ta'ala yakni Kesombongan .
Mungkin mereka tersenyum
sinis membaca tulisan ini . Memang sih mayoritas mereka nggak punya akun Medsos
dan dai-dai mereka tak akan kita temukan di YouTube apalagi Tiktok karena
pengharaman foto serta video .
Tapi naluri mencari-cari kesalahan Orang lain
bisa menjadikan mereka kepo lewat akun Medsos milik sebagian di antara mereka
yang enggak konsisten .
Dan inkonsistensi adalah ciri menonjol mereka . Yakni
tidak adanya kesesuaian antara apa yang mereka pelajari bahkan dakwahkan dengan
amal perbuatan mereka sendiri .
Seorang Ikhwan Salafy pernah cerita : " Saya di
Tahdzir mereka Pak ( dengan tidak mengucapkan atau menjawab Salam ) . Tapi
giliran urusan duit , Tahdzir nya hilang . "
Saya sendiri pernah di ejek karena
menyelisihi mereka dalam satu perkara khilafiyah yakni masalah furu'iyah (
cabang Agama ) di mana terdapat perbedaan pendapat Ulama .
Ironisnya di waktu
yang sama mereka justru sedang melanggar aturan Syariat bahkan jauh lebih fatal
.
Pernah juga Saya dapati pengikut mereka mencela pengamen karena selain
berpendapat musik haram kebetulan waktu Maghrib hampir tiba .
Padahal di Tokonya
yang di datangi pengamen tadi ada layanan yang bertentangan dengan Syariat Islam
.
Syariat yang Saya maksud adalah bagian dari pendapat keras kelompok mereka
sendiri dan justru mereka langgar sendiri pula .
Sementara Kaum Muslimin lainnya
yang mereka anggap lembek justru memegang teguh Syariat tersebut .
Dan masih
sangat banyak bentuk inkonsistensi yang Saya dapati selama beberapa tahun
bermajelis dengan mereka terutama dari penyimpangan akhlak .
Maka Saya faham
betul nasehat Ustadz Firanda Andirja di salah satu tayangan YouTube agar tidak
duduk di majelis tersebut yang hanya mengakibatkan lisan Kita menjadi kotor dan
celaka di Akhirat kelak .
Sebetulnya apa yang Saya sebut tadi adalah sebuah
ketergelinciran yang wajar di lakukan semua manusia .
Menjadi tidak wajar karena
kesombongan . Mereka merasa paling lurus lantas menyalahkan Kaum Muslimin
lainnya bahkan tak segan menjatuhkan kehormatan .
Saya sendiri bersyukur
seandainya mereka mengghibah Saya bahkan menjadi sebab tersebarnya aib Saya .
Maka kelak akan Saya tuntut di Akhirat sekecil apapun .
Hal yang tak pernah Saya
lakukan pada Saudara Muslim lainnya bahkan Orang fasik yang mendholimi Saya
sekalipun .
Sudah selesai urusan di dunia dengan memaafkan dan memudahkan dari
kelembutan hati , tak perlu di bawa ke Pengadilan Akhirat yang sangat dahsyat .
Kecuali mereka yang bertaubat meninggalkan majelis itu dan duduk bersama Kaum
Muslimin yang mempunyai hikmah dalam berdakwah serta senantiasa memperbaiki diri
menggapai akhlak karimah .
Waktu Kita sangat terbatas . Jika sibuk mencari
kesalahan Orang lain maka akan terlalaikan dari banyak kesalahan diri sendiri .
Sungguh ,
Sejak remaja Saya sudah aktif duduk di Majelis Ilmu berbagai pemahaman
.
Namun baru sekali itu mendapati kelompok yang over confidence ( kepercayaan
dirinya keterlaluan ) . Mudah menyalahkan Kaum Muslimin dengan lisan yang kotor
dari caci maki , laqob ( memanggil dengan panggilan buruk ) , ghibah bahkan tak
segan menjatuhkan kehormatan walau terkadang dengan bahasa yang halus .
Padahal keadaan mereka sendiri sangat lemah terutama tidak mampu memerangi hawa nafsu
diri sendiri .
Semoga Alloh Ta'ala melindungi Umat Islam dari akhlak buruk
tersebut dengan menyuburkan dakwah hikmah yang kian semarak melalui kemajuan
tehnologi digital .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar