Negeri ini sedang memanas .
Sebagai Muslim kita harus peka adanya pihak yang berusaha memadamkan cahaya Alloh Subhanahu wa Ta'ala di Bumi Nusantara .
Saya meyakini itu karena pernah sepemikiran dengan mereka di masa Orde Baru sebelum mendapat hidayah .
Jadi sedikit banyak punya bekal membaca arah manuver politik mereka .
Dulu semasa Orba ada Kyai yang bilang mau merubah mereka dari dalam .
Ya mana bisa...
Secara personal sih mungkin dengan hidayah Alloh Ta'ala . Namun secara kolektif tak akan mampu merubah mainstream mereka , justru kebencian mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin makin menjadi bahkan mendapatkan momentum nya .
Meskipun demikian janganlah kewaspadaan kita sampai mengorbankan akhlak .
Jika sekarang kita saksikan ada Ulama bersama mereka bukan berarti menyetujui semua langkah mereka .
Namun karena kemuliaan akhlak serta dakwah secara hikmah .
Dan bila kita memilih berseberangan dengan bersuara lantang , tetaplah memelihara kemuliaan akhlak .
Terkadang kita merindukan Ulama yang berani bersuara lantang membela kebenaran tanpa menjatuhkan martabat diri nya dengan kata-kata yang tidak pantas .
Sesungguhnya lisan adalah cermin hati di mana taqwa bersemayam .
Dan kita tidak bisa menjadikan karakter bangsa Arab dalih pembenaran akhlak yang kurang terpuji .
Orang Arab mungkin biasa menggunakan ungkapan yang kita anggap kurang sopan . Tapi itulah kepribadian mereka dan sama sekali tidak mencederai ketaqwaan serta kemuliaan akhlak bahkan tingginya kedudukan mereka di sisi Alloh Ta'ala .
Berbeda dengan kita terutama Orang Jawa yang memiliki tata krama tersendiri dan menjadi sebuah kepribadian bangsa .
Konsep kesopanan kita dengan Orang Arab sama karena bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah . Namun aplikasi nya di lapangan berbeda karena karakter yang tidak sama .
Ulama Rabbani dari Arab yang berdakwah di sini tentu akan berusaha menyesuaikan dakwahnya dengan kepribadian serta kultur budaya kita . Karena Seorang da'i harus paham mad'u ( Orang yang di dakwahi nya ) dan berdakwah secara hikmah .
Nah ,
Pantaskah kita berbuat sebaliknya ?
Mengingkari kepribadian bangsa yang santun dan ramah dengan dalih Orang Arab biasa berkata kasar bahkan menukil atsar Sahabat Nabi Radhiyallohu anhu atau para Salafus Shalih .
Padahal di sana hal itu bukanlah kekasaran dan sama sekali tidak mencederai akhlak mulia yang bersumber dari hati yang bersih .
Apakah kita juga akan main tangan pada Saudara Muslim yang menyimpang dengan dalih Nabi Musa Alaihissalam menarik janggut saudaranya Harun Alaihissalam begitu kerasnya ?
Kerasnya nasehat memang di butuhkan dalam keadaan tertentu dan mendapatkan legitimasi dari Syariat .
Kelembutan dan ketegasan ada proporsi nya masing-masing maka Alloh Ta'ala hadirkan Musa dan Harun Alaihissalam atau Abu Bakar dan Umar Radhiyallohu anhumma agar di ambil pelajaran bahwa keseimbangan ( balance ) di butuhkan dalam amar ma'ruf nahi munkar .
Dalam prakteknya akan terlihat akhlak para pelaku amar ma'ruf nahi munkar tersebut .
Akhlak mulia lah yang selaras dengan nilai-nilai Islam dan patut menjadi teladan .
Salah satu manifestasi nya adalah menghargai pendapat serta berbaik sangka pada Saudara Muslim yang berseberangan jalan dengan saling menasehati dalam kesabaran .
Dengan demikian persatuan Umat Islam akan terjaga dan tak akan mampu terkoyak upaya memecah belah .
Jalan boleh berbeda tapi tujuan tetaplah sama . Kelak saat kebatilan berani tampil terang-terangan , persatuan Umat Islam untuk melawan tak akan terelakkan .
Sekarang mereka masih ' agak malu-malu ' sembari melihat reaksi kita .
Ada yang lantang menentang membuat nyali mereka ciut namun ada yang merangkul penuh kasih sayang sehingga hati mereka terbuka untuk hidayah .
Tetapi jangan lupa bahwa hegemoni sedang di bangun untuk proyek jangka panjang memadamkan cahaya Alloh Subhanahu wa Ta'ala di Negeri ini .
Maka salah satu ikhtiar kita yang sesuai konstitusi adalah menggunakan hak suara kita sebaik-baiknya . Ingatlah kelak kita akan di mintai pertanggungjawaban di Akhirat ketika pilihan kita merugikan Agama Alloh Ta'ala .
Tak harus kita memilih konstentan beratribut Islam bila mereka tak punya kemampuan . Asalkan bukan Islamophobia kita punya banyak pilihan .
Tentu saja Muslim taat yang punya kemampuan tetap jadi prioritas pilihan .
Semoga Alloh Ta'ala menyatukan hati umat Islam di Indonesia .
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
" Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara . Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah kepada Alloh supaya kamu mendapat rahmat ." QS Al Hujurat 10 .
Jombang , 7 Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar