Malam 27 Ramadhan baru saja berlalu . Menurut Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu pada malam tersebut Lailatul Qadar turun .
Beliau mengisyaratkan pendapat ini pada dhamir ' هِىَ ' untuk kata ليلة القدر dalam Surat Al Qadr .
سَلٰمٌ ۛهِىَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
" Malam itu ( penuh ) kesejahteraan sampai terbit fajar ." QS Al Qadr 5 .
Kenapa pada ayat sebelumnya Allah ﷻ pergunakan kata ليلة القدر sebanyak tiga kali namun pada ayat terakhir menggunakan kata ganti هِىَ
Dan jika di hitung jumlah keseluruhan menjadi total 27 huruf ( 9 x 3 ) .
Rasulullah ﷺ pernah mendoakan Ibnu Abbas :
اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ
" Ya Allah ajarkanlah dia Al Kitab ( Al Qur'an ) ." HR Bukhari .
Lantas apakah berlalunya malam tersebut menyurutkan langkah untuk mencarinya pada hari - hari tersisa ?
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda :
تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ، من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ
“ Carilah Lailatul Qadar ( malam kemuliaan ) pada malam - malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan ." HR Bukhari - Muslim .
Bukankah masih ada satu malam ganjil tersisa yakni malam 29 Ramadhan ?
Maka hendaknya kita tetap bersemangat meningkatkan ibadah agar mendapatkan keagungan malam tersebut .
Bisa jadi Malam Lailatul Qadar berada pada satu malam dari malam - malam tersisa .
Karena satu malam di suatu negeri berbeda dengan malam di negeri lainnya di sebabkan perbedaan waktu . Sehingga semua malam dalam Bulan Ramadhan sebenarnya adalah malam ganjil .
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar